1 Nabi Ragam Tafsir

Kenapa ada yang baca qunut, ada yang enggak? Kenapa ada yang zakat pakai uang, ada yang pakai beras? Kalau Islam itu satu, Nabi-nya satu, Qur’an-nya satu, lalu kenapa praktiknya beda-beda? Buku ini menjawab pertanyaan-pertanyaan semacam itu dengan gaya jenaka, santai, tapi tetap ilmiah. Mengajak pembaca bertamasya ke zaman Nabi, menyaksikan para sahabat berbeda pendapat di hadapan Nabi yang tersenyum, hingga menyusuri babak kelam sejarah pertumpahan darah karena berbeda tafsir politik. Akhirnya, kita akan belajar bahwa berbeda (seharusnya) bukan berarti pecah, dan berpikir (seharusnya) tidak berarti bertengkar.